Rencana Ukraina Ledakkan Pipa Gas
DEWATOGEL– Ledakan pipa gas Nord Stream yang terjadi tahun lalu masih menyisakan banyak tanda tanya. Terbaru, muncul informasi kalau Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat mengetahui rencana Ukraina untuk meledakkan pipa gas itu.
Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 di Laut Baltik yang sedianya mengalir ke Jerman itu meledak dan bocor pada Senin (26/9/2022). Rusia dan Amerika Serikat pun saling tuding soal dalang ledakan.
Rusia menuding AS sebagai pihak yang membocorkan pipa gasnya. Pihak Rusia merujuk ke pernyataan Presiden AS Joe Biden yang pernah mengutarakan ancaman ke Nord Stream milik Rusia.
“Pada 7 Februari 2022, Joe Biden mengatakan bahwa Nord Stream akan tamat jika Rusia menginvasi Ukraina,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sebagaimana dilansir AFP pada Kamis (29/9/2022).
Zakharova menyertakan sebuah video yang menunjukkan Biden mengatakan ‘kami akan mengakhiri’ Nord Stream 2 jika tank-tank Rusia melintasi perbatasan Ukraina.
“Biden wajib menjawab pertanyaan apakah AS telah melakukan ancamannya,” imbuhnya.
AS pun membantah menjadi dalang kebocoran pipa gas Nord Stream itu. Menurut AS, pernyataan Maria Zakharova itu setara dengan hoax.
“Kita semua tahu Rusia memiliki sejarah panjang menyebarkan disinformasi dan tengah melakukannya lagi di sini,” sebut juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Adrienne Watson, dalam tanggapannya, sebagaimana dilansir AFP.
Jaringan pipa itu berada menjadi pusat ketegangan geopolitik saat Rusia memutuskan pasokan gas ke negara-negara Eropa sebagai balasan untuk sanksi-sanksi Barat atas invasi Moskow ke Ukraina.
CIA Disebut Tahu Rencana Ukraina Ledakkan Nord Stream
Terbaru, laporan media terkemuka AS, The Washington Post, mengungkapkan bahwa CIA mengetahui rencana Ukraina untuk meledakkan saluran pipa gas Nord Stream. Dilansir AFP, Rabu (7/6/2023), CIA disebut mendapatkan informasi itu dari sebuah badan intelijen Eropa yang membocorkan rencana tim operasi khusus Ukraina sekitar 3 bulan sebelum ledakan mengguncang Nord Stream yang ada di Laut Baltik pada 2022.
Dalam laporannya, The Washington Post mengutip informasi intelijen AS yang diduga dibocorkan seorang teknisi komputer Garda Nasional AS berpangkat rendah, yang memiliki akses terhadap sejumlah besar materi sangat rahasia.
Dokumen intelijen AS yang bocor itu disebut menunjukkan badan intelijen salah satu negara Eropa, yang tidak disebut nama negaranya, memberitahu CIA pada Juni 2022 atau 4 bulan usai Rusia menginvasi Ukraina soal penyelam militer Kiev yang melapor langsung kepada panglima militer Ukraina soal rencana serangan itu.
Saluran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang dibangun di bawah laut itu ditujukan untuk menyalurkan gas alam dari Rusia ke Jerman. Pipa tersebut diguncang ledakan bawah air pada tahun lalu dan menyebabkan pipa gas itu tidak berfungsi sehingga memutus sumber potensial pendapatan miliaran dolar AS untuk Rusia.
Aksi sabotase yang memicu situasi darurat di seluruh kawasan itu menyebabkan pasokan energi penting untuk Eropa terputus dan membuat harga minyak dunia meroket. Tuduhan pun dilontarkan terhadap beberapa negara, termasuk Rusia, AS dan Ukraina, namun mereka saling bantah.
Laporan itu juga menyebut otoritas AS memberitahu sekutu-sekutunya, termasuk Jerman soal rencana peledakan Nord Stream itu. Informasi intelijen asli dari Eropa itu disebut menjelaskan rencana itu bukan operasi liar dan diawasi oleh Panglima Militer Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi tanpa sepengetahuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.